Sebenernya dah lama pengen nulis tentang kucing, cuman baru sekarang nih kesampaiannya, hehehehe
Btw
dah pada tau kan yang namanya kucing? pasti dunk... Nah saya dulu
pernah denger entah dari siapa tapi kalo gak salah-salah ingat dari guru
agama saya waktu SMA, bahwasanya kucing itu merupakan binatang
kesayangan Nabi Muhammad SAW. Eitts buka SARA ya, cuman pengen berbagi
kisah aja, percaya gak percaya yaa urusan masing-masing dunk.
Diceritakan
dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi
nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di
temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak
ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan
lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah,
Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan,
nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil
kucing itu sebanyak 3 kali.
Dalam aktivitas lain, setiap kali
Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di
taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu
mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar
seperti mengikuti lantunan suara adzan.
Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Oke nah sekarang ada beberapa fakta ilmiah tentang kucing. Diambil dari berbagai sumber.
Fakta pertama:Pada
kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.
Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan
lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing,
benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini
sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada
setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah
kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih,
permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan
bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta kedua: Telah
dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan
usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki,
pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di
samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus.
Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan
lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
- Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
-
Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar
80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
- Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
-
Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu
masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang
pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter,
streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu
pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai
sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium
menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya
bersih dan membersihkan.
Fakta ketiga: Dan
hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di
laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara
keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.
Bahkan di zaman dahulu
kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat
kesehatan, selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat
stress
Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang KumanMenurut
Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah,
jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu
ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan
bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya manusia
1/4 anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit
hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat
pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih
pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan
tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah
kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh
kucing.
Sisa makanan kucing hukumnya suciHadis
Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua
Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu,
Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak
najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”.
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”
Lalu,
Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun,
seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti
sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya
mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk
perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada
najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya
yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur.
Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat.
Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah
Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing,
lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut
dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing,
dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis.
Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw
berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan
Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkari Malik, Ahmad, dan Imam
hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan,
keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
Lihat begitu luar
biasanya kucing itu, bahkan sampai jadi hewan peliharaan kesayangan
Nabi. Namun sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif
seputar binatang ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma
karena bulu-bulunya, ada juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal
kalau teliti lebih lanjut, toxoplasma itu adalah sejenis bakteri yang
dapat hidup dibinatang apa saja. Catatan dalam penelitian ilmiah para
peneliti, Anjing dan Babi adalah rekor terbanyak hewan yang mengandung
penyakit ini. Tapi kenapa, justru kucinglah yang dijadikan kambing
hitamnya?
Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
-
Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini.
Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata
parasit toxo telah mencemarinya.
- Memakan daging sapi,
kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang
tidak dimasak dengan sempurna (matang).
- Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
-
Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit
ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan
secara congenital.
- Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma
bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya
kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan
berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi
sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit
dari intermediate host dapat menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA.
Bedanya dengan kucing, Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus
hidupnya di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan
feces atau kotorannya.
Mungkin karena alasan inilah maka kucing
menjadi tersangka utama toxoplasma bagi sebagian kita. Sementara sapi,
kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya
“bibit” Toxoplasma di tubuhnya.
Tips untuk Menghindari Toxoplasma:
-
Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya
dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian
kucing kalau mau pup dipasir SELALU dikubur, karena kucing itu sendiri
adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau
tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak
tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat
kucing
- Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
- Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masaklah terlebih dahulu.
- Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
- Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
- Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
- Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
-
Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran
kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan.
Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
- Untuk
ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah
untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
- Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.
Sedangkan khusus untuk ASMA, orang biasa mengait-ngaitkannya akibat dengan bulu-bulu kucing. Padahal belum tentu demikian.
Asma
adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Penyakit ini salah
satunya dikarenakan kelainan di paru atau di jantung yang bersifat
keturunan (biasanya sejak kecil gejalanya sudah mulai tampak).
Khusus
asma yang disebabkan kelainan di paru-paru saja, ada yang bersifat
intrinsik (dalam tubuh sendiri), dan ekstrinsik baik psikosomatitik
(dipacu beban psikis tertentu) maupun non-psikosomatitik – biasanya
mirip penderita alergi (tak tahan atau salah tanggapan sistem imun).
Dari analisa kemungkinan jenis dan penyebab sesak, tentulah yang
bersifat ekstrinsik yang dapat sembuh dengan menghindari atau
menetralisir pencetus timbulnya serangan asma.
Jadi orang yang
kambuh asmanya itu bukan hanya karena bulu kucing, tetapi bisa juga
karena debu, sesak dalam keramaian, stress, asap, serbuk bunga, udara
dingin, olahraga, dll. Sebenarnya bulu kucing hanyalah menjadi PEMICU,
sama seperti faktor-faktor yang lain.