REMAJA cewek zaman sekarang ini ada
yang sudah memakai underwear bra sejak kelas 4 SD, malah mungkin ada
yang lebih rendah lagi. Namun, ada juga yang baru beberapa tahun setelah
kelas 4 SD baru mengenakannya. Aneh? Ya enggak juga. Pertumbuhan tubuh
orang kan beda-beda.
Untuk
underwear bra, tidak semua cewek punya waktu/masa yang sama untuk mulai
mengenakannya. Ada ahli yang mengatakan bahwa kenyataan ini dipengaruhi
juga sama urusan keturunan. Coba deh tanya sama ibu kita, kapankah dulu
beliau mulai harus mengenakan bra? Biasanya umurnya enggak jauh-jauh
amat sama umur saat kita juga mulai mengenakan bra.
Pakaian ketat
Fungsi underwear serupa dengan fungsi pakaian luar, yaitu untuk melindungi tubuh kita dari lingkungan luar yang kotor. Berarti, sebagai pelindung mestinya pakaian kita, luar maupun dalam, harus selalu dalam keadaan bersih agar kita terbebas dari penyakit. Pada waktu malam, saat kita seharusnya tertidur, tetap penting lho kita menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta organ reproduksi lewat pakaian yang dikenakan. Coba deh kita perhatikan. Pakaian tidur alias piama hampir selalu berpotongan longgar.
Ternyata potongan ini memang disengaja untuk meningkatkan kenyamanan tidur dan kesehatan tubuh kita. Ada alasan yang lebih ilmiah, seperti yang dikemukakan oleh Dr Maruyama dari Sapporo, Jepang. Menurutnya, selagi kita dalam keadaan tidur, sebaiknya memang kita tidak menggunakan pakaian dalam, apalagi pakaian dalam yang biasanya menempel ketat di badan kita. Katanya, pakaian yang menekan perut atau dada bisa menekan saraf-saraf tertentu dalam tubuh kita sehingga akan mempengaruhi fungsi organ kita.
Hasil dari beberapa eksperimen yang telah dilakukan menghasilkan kenyataan bahwa ketatnya pakaian dalam menempel pada tubuh kita dapat menyebabkan munculnya berbagai kelainan pada tubuh kita, seperti diare, sembelit, pusing-pusing, sampai gatal-gatal. Dr Bunkichi dari Tokyo, Jepang, juga mendukung pendapat Dr Maruyama. Katanya, wanita yang memakai celana dalam dan bra selagi tidur, apalagi yang dikenakan secara ketat, dapat mengalami alergi saluran pernapasan hingga akhirnya mengganggu kegiatan harian yang bersangkutan.
Nah,
fakta yang ada menunjukkan bahwa penderita penyakit akibat penggunaan
underwear yang ketat itu kian meningkat. Disebutkan, misalnya, jumlah
penderita alergi saluran pernapasan tahun 1991 lebih banyak dari 1990.
Setelah ditelusuri ternyata peningkatan jumlah penderita ini diakibatkan
oleh penggunaan pakaian dalam (celana/BH)yang semakin ketat. Ternyata
para pemakai underwear ini semakin hari semakin banyak yang meminta
pakaian dalam yang ketat karena terdorong oleh keinginan untuk
menampakkan kelangsingan tubuh.
Nah, buat kita-kita yang masih remaja dan juga masih kurang pandai/terampil menjaga kesehatan tubuh, melepaskan pakaian dalam menjelang tidur sangat disarankan. Bukan apa-apa, untuk daerah tropis seperti di Indonesia, pakaian dalam dapat dengan mudah merangsang keringat membasahi tubuh. Sementara jika tidak diseka menjelang tidur, keringat ini akan memberi kesempatan pada mikroorganisme untuk beraksi pada kulit. Kalau sudah begini, mulai muncul deh kemungkinan timbulnya kelainan pada kulit, seperti kudis dan penyakit-penyakit kulit lainnya
Pakaian ketat
Fungsi underwear serupa dengan fungsi pakaian luar, yaitu untuk melindungi tubuh kita dari lingkungan luar yang kotor. Berarti, sebagai pelindung mestinya pakaian kita, luar maupun dalam, harus selalu dalam keadaan bersih agar kita terbebas dari penyakit. Pada waktu malam, saat kita seharusnya tertidur, tetap penting lho kita menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta organ reproduksi lewat pakaian yang dikenakan. Coba deh kita perhatikan. Pakaian tidur alias piama hampir selalu berpotongan longgar.
Ternyata potongan ini memang disengaja untuk meningkatkan kenyamanan tidur dan kesehatan tubuh kita. Ada alasan yang lebih ilmiah, seperti yang dikemukakan oleh Dr Maruyama dari Sapporo, Jepang. Menurutnya, selagi kita dalam keadaan tidur, sebaiknya memang kita tidak menggunakan pakaian dalam, apalagi pakaian dalam yang biasanya menempel ketat di badan kita. Katanya, pakaian yang menekan perut atau dada bisa menekan saraf-saraf tertentu dalam tubuh kita sehingga akan mempengaruhi fungsi organ kita.
Hasil dari beberapa eksperimen yang telah dilakukan menghasilkan kenyataan bahwa ketatnya pakaian dalam menempel pada tubuh kita dapat menyebabkan munculnya berbagai kelainan pada tubuh kita, seperti diare, sembelit, pusing-pusing, sampai gatal-gatal. Dr Bunkichi dari Tokyo, Jepang, juga mendukung pendapat Dr Maruyama. Katanya, wanita yang memakai celana dalam dan bra selagi tidur, apalagi yang dikenakan secara ketat, dapat mengalami alergi saluran pernapasan hingga akhirnya mengganggu kegiatan harian yang bersangkutan.
Nah, buat kita-kita yang masih remaja dan juga masih kurang pandai/terampil menjaga kesehatan tubuh, melepaskan pakaian dalam menjelang tidur sangat disarankan. Bukan apa-apa, untuk daerah tropis seperti di Indonesia, pakaian dalam dapat dengan mudah merangsang keringat membasahi tubuh. Sementara jika tidak diseka menjelang tidur, keringat ini akan memberi kesempatan pada mikroorganisme untuk beraksi pada kulit. Kalau sudah begini, mulai muncul deh kemungkinan timbulnya kelainan pada kulit, seperti kudis dan penyakit-penyakit kulit lainnya
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar