Hewan
nokturnal adalah hewan/binatang yang melakukan aktifitaz pada malam
hari dan sebaliknya pada siang hari hewan/binatang² ini tidur or
beristirahat.. perilaku nokturnal yang dilakukan oleh hewan² tsb
mempunyai tujuan² tersendiri diantaranya untuk menghindari pemangsa
yang siap menyantap mereka.. dan sebahagian ada yang beradaptasi karena
cuaca pada siang hari yang panas..
Adapun contoh binatang nokturnaL :
1. Binturong/Binturung
Binturong / Binturung dalam bahasa latin disebut Arctictis binturong
adalah sejenis musang bertubuh besar. Musang yang mirip Beruang dan
mulai diminati sebagai hewan peliharaan ini memiliki beberapa
keunikan. Ekor Binturung dapat berfungsi sebagai kaki kelima guna
berpegangan pada dahan. Dan pada Binturong betina memiliki organ khas
berupa (maaf) penis palsu (pseudo-penis)
Dalam beberapa daerah binatang ini disebut sebagai Binturong, Binturung, Menturung atau Menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Disebut Bearcat
mungkin dikarenakan karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang
mirip beruang yang berekor panjang, serta berkumis lebat dan panjang
seperti kucing. Sedangkan di China binatang ini disebut Xiong-Li.
Binturung (Arctictis binturong)
tersebar mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja,
Cina, India, Indonesia (Jawa bagian barat, Kalimantan, Sumatera), Laos,
Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina (provinsi Palawan), Thailand, dan
Vietnam. Di Indonesia binatang ini termasuk hewan yang dilindungi.
Ciri-ciri dan Tingkah Laku Binturong.
Binturung
memiliki tubuh yang berukuran besar dan ekor yang besar dan panjang.
Panjang tubuh Binturong antara 60 – 95 cm, sedangkan panjang ekornya
antara 50 – 90 cm. Beratnya binatang sejenis Musang ini sekitar 6 – 14
kg, bahkan bisa mencapai 20 kg.
Binturong
berambut panjang dan kasar yang berwarna hitam seluruhnya atau
kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada
masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang.
Ekor Binturung berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati
pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk
berpegangan pada dahan sebagai ‘kaki kelima’. Yang unik, Binturung
betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui pada makhluk lainnya.
Binturung sebagaimana umumnya musang, merupakan binatang nokturnal yang aktif di malam hari. Walaupun lebih sering berada di atas pepohonan (arboreal) Binturong juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari.
Sebagai bangsa karnivora, Binturung (Arctictis binturong) memakan telur, hewan-hewan kecil semacam burung dan hewan pengerat. Namun Binturung juga memakan buah-buahan dan dedaunan.
2. Landak
Landak
atau dalam bahasa inggris biasa disebut porcupine adalah sejenis
mamalia yang unik.. keunikannya terdapat pada bulu²nya yang keras yang
menutupi bagian atas tubuhnya yang juga berfungsi sebagai alat
pertahanan dari serangan binatang pemangsa.. di indonesia sendiri
terdapat setidaknya 4 jenis landak wkwkwk itupun yang saya tau
diantaranya.. Malayan Porcupine (Hystrix brachyura), Sunda Porcupine (Hystrix javanica), Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae), dan Bornean Porcupine (Thecurus crassispinis).
3. Tarsius
Tarsius
(diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah binatang unik
dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil
di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis
Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan
sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal
adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus
(tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Semua jenis
tarsius termasuk dalam kategori binatang langka dan dilindungi di
Indonesia.
Nama
Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa,
yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki
mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki)
dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang
yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan
kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki
kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius
memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki
panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier
yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh
antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205
milimeter.
Sebagai makhluk nokturnal,
tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan
siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius
berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah
serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi
di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya
adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di
pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan
Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di
Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur
bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan
di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,
Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat
dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius
menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini
menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah
tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga
sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus
bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas
tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi
satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di
hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis
jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama
latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Source://goorna.blogspot.com/
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar